Selasa, 31 Juli 2012

Promosi Penggunaan APD atau PPE Kepada Para Pekerja


Ref:  Ismail. A (2009)
Promosi Kesehatan Kerja
Kalau kita membicarakan promosi kesehatan di tempat kerja sebelumnya tentu kita bagi kalimat tesebut menjadi beberapa bagian sehingga artinya menjadi jelas,seperti dibawah ini:
Promosi kesehatan:
Adalah upaya memberdayakan masyarakat untuk memelihara,meningkatkan dan melindungi kesehatan diri serta lingkungannya [Ottawa,1986].  Memberdayakan adalah upaya untuk membangun daya,yang berarti mengembangkan kemandirian,yang dilakukan dengan menimbulkan kesadaran,kemauan dan kemampuan,serta dengan mengembangkan iklim yang mendukung pengembangan kemandirian tersebut. Promosi kesehatan menempatkan masyarakat sebagai subyek – bukan obyek,sebagai pelaku bukan sasaran,dan aktif berbuat – bukan pasif menunggu.
Tempat kerja:
Adalah suatu tempat yang sangat erat hubungannya dengan pekerja dan pengelola / yang memiliki serta pengunjung yang digunakan untuk melakukan suatu kegiatan produksi barang atau jasa dan saling interaksi,tempat tersebut dapat berupa ruangan terbuka,tertutup,bergerak atau tidak bergerak.
Promosi kesehatan di tempat kerja adalah:
Upaya promosi kesehatan yang diselenggarakan di tempat kerja,selain untuk memberdayakan masyarakat di tempat kerja untuk mengenali masalah dan tingkat kesehatannya,serta mampu mengatasi,memelihara,meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri juga memelihara dan meningkatkan tempat kerja yang sehat.
Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya,baik fisik,mental,dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan perusahaan tersebut,melalui usaha-usaha preventif,promotif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan kerja. Kesehatan kerja ini merupakan terjemahan dari “Occupational Health”yang cenderung diartikan sebagai lapangan kesehatan yang mengurusi masalah-masalah kesehatan secara menyeluruh bagi masyarakat pekerja. Menyeluruh dalam arti usaha-usaha preventif,promotif,kuratif dan rehabilitatif,higiene,penyesuaian faktor manusia terhadap pekerjaannya,dan sebagainya [Notoatmodjo,2003]
Secara implisit rumusan atau batasan ini bahwa hakekat kesehatan kerja mencakup 2 hal yakni pertama sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-tingginya. Tenaga kerja disini mencakup antara lain buruh atau karyawan,petani,nelayan,pekerja-pekerja sektor non formal,pegawai negeri dan sebagainya. Kedua sebagai alat untuk meningkatkan produksi,yang berlandaskan kepada meningkatnya efisiensi dan produktivitas. [Notoatmodjo,2003].
Apabila kedua prinsip tersebut dijabarkan kedalam bentuk operasional maka tujuan utama kesehatan kerja adalah sebagai berikut [Notoatmojo,2003]:
  • Pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja.
  • Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja.
  • Perawatan dan mempertinggi efisiensi dan produktivitas tenaga kerja.
  • Pemberantasan kelelahan kerja dan meningkatkan kegairahan serta kenikmatan kerja.
  • Perlindungan bagi masyarakat sekitar perusahaan agar terhindar dari bahaya-bahaya pencemaran yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut.
  • Perlindungan masyarakat luas dari bahaya-bahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk-produk perusahaan.
Tujuan akhir dari kesehatan kerja ini adalah untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Tujuan ini dapat tercapai,apabila didukung oleh lingkungan kerja yang memenuhi syarat-syarat kesehatan. Lingkungan kerja yang mendukung terciptanya tenaga kerja yang sehat dan produktif antara lain suhu ruangan yang nyaman,penerangan / pencahayaan yang cukup,bebas dari debu,sikap badan yang baik,alat-alat kerja yang sesuai dengan ukuran tubuh atau anggotanya (ergonomic),dan sebagainya.
Ada dua hal yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan pekerja dan lingkungannya adalah pencegahan dan peningkatan kesehatan. Secara mendasar Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja adalah perlu melindungi individu (pekerja),lingkungan didalam dan diluar tempat kerja dari bahan-bahan berbahaya,stress atau lingkungan kerja yang jelek. Gaya kerja yang memperhatikan kesehatan dan menggunakan pelayanan kesehatan yang ada dapat mendukung terlaksananya promosi kesehatan di tempat kerja.
Secara umum keuntungan promosi kesehatan di tempat kerja adalah mendorong tempat kerja dan tenaga kerja yang sehat yang sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial. Para pekerja yang sehat merupakan aset nasional. Perusahaan yang sehat mendukung pekerja yang sehat,yang mana merupakan dasar untuk kesejahteraan sosial ekonomi dari masyarakat. Perusahaan yang tidak sehat menjadikan pekerja yang tidak sehat,meningkatnya angka absensi dan angka kecelakaan,penyakit serta secara langsung ataupun tidak langsung meningkatkan biaya kesehatan yang tinggi bagi keluarga dan masyarakat. Apalagi sebagian besar dari waktu kehidupan pekerja banyak dihabiskan setiap harinya di tempat kerja,sehingga tempat kerja merupakan lingkungan yang yang tepat sekali untuk promosi kesehatan. Apabila hal ini dilalaikan konsekwensinya adalah lingkungan tempat kerja dapat mempengaruhi kesehatan pekerja seperti stress,kecelakaan,penyakit akibat kerja dan bukan akibat kerja.
Keuntungan Promosi Kesehatan Di Tempat Kerja:
Bagi PerusahaanMeningkatnya lingkungan tempat kerja yang sehat dan aman serta nyamanCitra Perusahaan Positif
Meningkatkan moral staf
Menurunnya angka absensi
Meningkatnya produktifitas
Menurunnya biaya kesehatan atau biaya asuransi.
Pencegahan terhadap penyakit.
Bagi PekerjaLingkungan tempat kerja menjadi lebih sehatMeningkatnya percaya diri
Menurunnya stress
Meningkatnya semangat kerja
Meningkatnya kemampuan
Meningkatnya kesehatan.
Lebih sehatnya keluarga dan masyarakat
Mengembangkan Promosi Kesehatan Di tempat Kerja dapat melalui 8 langkah  yaitu:
  1. Menggalang dukungan manajemen.
  2. Melaksanakan koordinasi.
  3. Melaksanakan penjajakan kebutuhan.
  4. Memprioritaskan kebutuhan.
  5. Menyusun perencanaan.
  6. Pelaksanaan .
  7. Monitoring dan evaluasi
  8. Memperbaiki dan memperbaharui program.
Tujuan dan Manfaat Program
Seacara umum tujuan dan manfaat dari program ini adalah sebagai berikut:
  1. Membantu perusahaan dalam mengurangi tingkat kecelakaan di tempat kerja.
  2. Membantu perusahaan dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi produksi akibat kecelakaan kerja.
  3. Membantu perusahaan dalam mengurangi cacat produksi akibat kecekaan kerja.
  4. Membantu perusahaan dalam meningkatkan kesadaran pekerja akan pentingnya alat pelindug diri.
  5. Membantu pekerja dalam meningkatkan kesehatan kerja atau mengurangi sakit akibat kerja.
  6. Membantu meningkatkan pengetahuan pekerja akan bahaya di tempat kerja dan alat-alat pelindung diri.
  7. Memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada pihak manejemen akan pentingnya APD bagi pekerja dan perusahaan.
Sasaran Peserta Program
Ada dua sasaran utama dari program promosi alat pelindung diri yang dapat  dicanangkan yaitu;
  1. Manajemen perusahaan;untuk meningkatkan kesadaran dan komitmen perusahaan untuk menerapkan penggunaan APD secara benar dan tepat guna melindung pekerja dan meningkatkan efisiensi dan produktifitas perusahaan.
  2. Pekerja;untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pekerja akan bahaya di tempat kerja dan pentingnya penggunaan APD secara benar untuk menghindari kecelakaan kerja.
Rekognisi
Untuk membuat program promosi APD diperlukan perencanaan dan persiapan yang matang agar target yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Sebagai langkah awal dari program ini ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum program promosi APD di rencanakan,yaitu:
  1. Mendapatkan dukungan dari top manajemen.
  2. Menetapkan ruang lingkup promosi APD.
  3. Mengidentifikasi area-area atau jenis pekerjaan yang memerlukan APD dan menentukan jenis APD yang diperlukan untuk setiap area.
  4. Mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan pelanggaran penggunaan APD. Jika diperlukan dapat dilakukan wawancara dengan beberpa pekerja.
  5. Mengumpulkan data-data kesehatan pekerja dari klinik,terutama yang berkaitan dengan penyakit akibat kerja (PAK).
 Analisis
Informasi-informasi yang sudah dikumpulkan pada tahap awal program ini kemudian di analisa dan diolah bersama dengan team internal departemen K3.  Informasi tersebut dijadikan landasan untuk mengembangkan program promosi. Diharapkan dari informasi diatas diketahui hal-hal sebagai berikut:
  1. Program yang akan dijadikan prioritas promosi.
  2. Dari informasi jenis bahaya ditempat kerja dapat di tentukan jenis APD yang sesuai untuk setiap bidang pekerjaan atau area kerja.
  3. Prilaku pekerja dalam menggunakan APD selama berada ditempat kerja. Dalam hal ini akan dipelajri faktor-faktor penyebab terjadinya prilaku tidak baik dalam menggunakan APD.
  4. Pengetahuan pekerja tentang APD,dapat dikelompokan padan tingkatan kurang,sedang dan baik. Tentu saja yang akan dijadikan target utama adalah pekerja dengan tingkat pengetahuan yang rendah.
  5. Kebijakan dan komitmen manajemen dalam implementasi penggunaan APD termasuk ketersediaan APD yang sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
  6. Kesesuaian program dengan kebutuhan perusahaan.
Perencanaan
Tahap perencanaan program promosi APD di mulai dengan pembentukan team promosi yang mewakili beberapa departemen seperti produksi,laboratorium,enjineering,dll. Team ini akan bekerja membuat program promosi dan target yang ingin dicapai  serta budget yang diperlukan untuk menjalankan program ini. Perencanaan program ini meliputi hal-hal berikut:
  1. Menentukan sasaran dan tujuan program
  2. Menentukan target yang ingin dicapai dalam jangka waktu tertentu.
  3. Bentuk-bentuk program promosi dan dana yang dibutuhkan untuk menjalankan program tersebut.
  4. Membuat jadual pelaksanaan dan evaluasi.
  5. Menentukan tolok ukur keberhasilan program ini.
  1. Merancang program komunikasi dari program promosi ini agar menarik minat pekerja untuk ikut berpartisipasi.
Komunikasi
Salah satu kunci sukses dari program ini adalah bagaimana mengkomunikasikannya kepada perusahaan-perusahaan yang dijadikan target promosi. Hal ini bukanlah suatu hal yang mudah,oleh karena itu perlu dirancang suatu pola komunikasi yang jitu agar supaya pekerja mau berpartisipasi. Ada beberapa metoda komunikasi yang dilakukan untuk program ini,yaitu:
  1. Dikomunikasikan langsung oleh top manajemen sebagai bentuk dukungan dan komitmen manajemen terhadap program tersebut.
  2. Dikomunikasikan oleh manajer departemen masing-masing.
  3. Dikomunikasikan melalui daily meeting.
  4. Dikomunikasikan melalui email,papan pengumuman,sticker,spanduk,dll.
  5. Dll.
Persiapan
Setelah program promosi ini disepakati oleh manajemen dan menjadi bagian dari program utama perusahaan,maka perlu dipersiapkan hal-hal berikut sebelum pelaksanaan dilakukan,yaitu:
  1. Kesiapan manjemen dalam mendukung program ini terutama pengalokasian dana untuk kegiatan ini.
  2. Kesiapan semua team dalam melaksanakan program yang sudah dibuat baik dari sisi fisik maupun non fisik seperti pengetahuan yang cukup sebagai trainer atau surveyor.
  1. Kesiapan sarana dan prasarana pendukung kegiatan seperti alat-alat uji dan ukur,alat dan media training,demo unit dan sampel untuk trial.
  2. Kesiapan adminstrasi dan dokumentasi untuk berbagai kegiatan terutama dalam bentuk prosedur,pelaporan,evaluasi,unpan balik dan pencatatan.
Implementasi
Program-program yang sudah direncanakan dijalankan secara konsisten dan berkesinambungan. Yang sangat penting dalam menjalankan program ini adalah keterlibatan manajemen dan pekerja secara menyeluruh.
Evaluasi
Untuk melihat keberhasilan program promosi APD ini,ada beberapa indikator yang dijadikan sebagai patokan keberhasilan,yaitu:
  1. Pencapaian target;semua program yang sudah di rencanakan terlaksana dengan baik susuai target dan waktu yang di tetapkan.
  1. Meningkatnya kesadaran pekerja dalam menggunakan APD sesuai standar yang direkomendasikan. Salah satu indikator yang digunakan adalah berkurangnya pelanggaran penggunaan APD.
  1. Menurunnya tingkat cidera atau sakit akibat kerja.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites