Selasa, 17 Mei 2011

Sisi Positif dan Negatif Teknik Industri dari Sudut Pandang Islam

Sisi Positif Teknik Industri

Tujuan dari ilmu TI ditinjau dari segi kebahasaan yaitu maksimalisasi hasil, hasil ini berarti hasil dari sebuah sistem kerja. Bisa berupa produktivitas kerja, bisa dengan kapasitas produksi meningkat, bisa dengan waktu yang dipangkas, dan sebagainya hingga tercapai keuntungan materi sebanyak-banyaknya. Sementara jika dilihat dari segi teknisnya, maksimalisasi hasil ini dapat berarti dua hal, yang pertama adalah penghematan, dalam artian mengurangi dan atau menghilangkan pemborosan, dan yang kedua ialah peningkatan produktivitas, dimana produktivitas ini dikaitkan erat dengan efisiensi, yaitu total elemen output dibagi elemen input dalam suatu sistem kerja.

Maksimalisasi hasil yang merupakan tujuan TI, dengan mengurangi/menghilangkan pemborosan yang terjadi dalam sistem kerja sangatlah sesuai dengan Islam:
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS. al-Isra, 17:27).

Pengurangan pemborosan ini dapat dilakukan dengan bermacam-macam langkah strategis, seperti keteraturan tata letak, ergonomi dalam pencegahan kecelakaan, dsb. Dimana semua langkah ini sesuai dengan ajaran Islam, pengendalian mutu, kerapian dan ketelitian keuangan, dsb. Pada hakikatnya, pengurangan pemborosan ini sangat sering dilakukan oleh seorang insinyur TI untuk melakukan maksimalisasi hasil/output.

Selain konsep efisiensi dan tidak boleh boros dalam mengerahkan sumberdaya, kerapian, keteraturan tata letak, gerakan kerja yang ergonomis demi menghindari kecelakaan kerja, pengendalian mutu yang ketelitiannya maksimum (zero defect), kerapian dan ketelitian administrasi keuangan, penghargaan dan sanksi yang adil terhadap tenaga kerja berdasarkan ukuran yang jelas dan terbuka, dan pengelolaan sumberdaya secara sistemik, tidak parsial, adalah sesuai dengan Islam.

Sisi Negatif Teknik Industri

Ideologi murni Kapitalis yang menjadi basic TI adalah kelemahan dari ilmu TI. Tidak adanya sama sekali konsep tentang spiritualisme manusia dalam sistem industri juga menjadi kelemahan TI, manusia cenderung hanya dianggap sebagai obyek fisik dan psikologis-materialistis, bukan atau tanpa psikologis-spiritualistis. Seharusnya keseimbangan kehidupan manusia juga diperhatikan misalnya dengan memperhatikan faktor spiritual, jikalau itu yang terjadi, maka manusia tidak hanya dijadikan objek untuk meraih keuntungan, tetapi manusia itu juga disejahterakan dengan adanya “saling berbagi” ini. Hal yang serupa juga terjadi pada eksploitasi material di alam untuk keuntungan semata industri, dimana alam hanya dijadikan objek resources, sementara mungkin usaha memperbaikinya masih minim. Memang hal ini susah dihindari apalagi di negara-negara yang masih berkembang, tapi mengingat negara kita merupakan negara beragama dan penuh spiritual hendaknya ilmu TI yang notabene berasal dari negara-negara pengagung kapitalis bisa disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. Perbaikan itu harus ada walaupun sedikit demi sedikit tapi harus terus dilakukan.

Adanya konsep bunga bank pada mata kuliah TI (walaupun bukan menjadi porsi utama dalam TI), yaitu Ekonomi Teknik dan mata kuliah sejenisnya juga tidak sesuai dengan Islam.

Sumber :
  • ISLAM DAN TEKNIK INDUSTRI, Reza Nasrullah (reza.nasrullah@gmail.com), Lecturer at Industrial Engineering Study Program-Eng.Faculty-UNISBA-Indonesia
  • http://iniblogdhani.blogspot.com/2008/12/islam-dan-teknik-industri-2.html
  • http://iniblogdhani.blogspot.com/2008/12/islam-dan-teknik-industri-3-habis.html

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites